Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sholat Jamak Takhir dan Urutan Mengerjakannya

Solat jamak Ta’khir adalah solat yang dilakukan dengan cara menggabungkan dua salat fardu dan dilaksanakan pada waktu yang kedua atau terakhir.

Contoh,
Salat duhur dan salat Asar dilaksanakan pada waktu salat Asar, demikian juga salat Magrib dan salat Isya dilaksanakan pada waktu £alat Isya.

Jika hendak melaksanakan salat jama' ta’khir, berniatlah akan mengerjakan kedua salat fardu itu dengan cara dijama'. Pelaksanaan dua £alat fardu tersebut dilakukan secara berturut-turut tidak boleh diselingi perbuatan lain.

Setelah selesai melaksanakan £alat A¡ar langsung melaksanakan salat duhur begitu juga setelah melaksanakan salat Isya langsung melaksanakan salat Magrib. Atau sebaliknya, setelah selesai melaksanakan salat duhur langsung melaksanakan salat Asar begitu juga setelah melaksanakan salat Magrib langsung melaksanakan salat Isya.


Urutan Melaksanakan Sholat Jama takhir

Untuk urutan melaksanakan sholat ajam takhir terbagi dua pendapat, yaitu harus berurutan dan tidak perlu berurutan. Berikut penjelasannya.

Pendapat Yang Harus Berurutan

Dalam Fatwa Lajnah dinyatakan,

يجب في حال الجمع الترتيب، بحيث يصلي الظهر أولًا، ثم يصلي العصر، ويصلي المغرب أولًا، ثم يصلي العشاء، سواء كان جمعه جمع تقديم أو تأخير

Wajib tertib ketika jamak.. dimana dia shalat dzuhur dulu, kemudian shalat asar. Dia shalat maghrib dulu, kemudian shalat isya. Baik jamak taqdim maupun jamak takhir. (Fatwa Lajnah Daimah, no. 425).

Keterangan yang lain disampaikan Ibnu Utsaimin,

يشترط الترتيب؛ بأن يبدأ بالأولى ثم بالثانية؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((صلُّوا كما رأيتموني أصلي))، ولأن الشرع جاء بترتيب الأوقات في الصلوات

Disyaratkan harus tertib, dimulai dengan shalat yang pertama kemudian shalat yang kedua. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat.’ Karena syariat mengajarkan urutan waktu dalam shalat.

Pendapat Yang Tidak Harus Berurutan

Jamak takhir tidak wajib tertib sesuai urutan shalat. Artinya, boleh saja dikerjakan tanpa memperhatikan urutan shalat. Ini merupakan pendapat Syafiiyah.

Abdurrahman al-Jaziri menyebutkan pendapat Syafiiyah

أما الترتيب والموالاة بين الصلاتين في جمع التأخير فهو مسنون وليس بشرط

Tertib dan muwalah (berkelanjutan) ketika mengerjakan kedua shalat dalam jamak takhir hukumnya anjuran dan bukan syarat. (al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba’ah, 1/441)

Diantara dalil yang mendukung hal ini adalah hadis yang menceritakan tentang jamak ketika peristiwa perang Khandaq,

إن المشركين شغلوا النبي صلى الله عليه وسلم عن أربع صلوات يوم الخندق، فأمر بلالاً فأذن ثم أقام فصلى الظهر، ثم أقام فصلى العصر، ثم أقام فصلى المغرب، ثم أقام فصلى العشاء

Kaum musyrikin membuat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bisa mengerjakan shalat 4 waktu ketika perang Khandaq. Lalu beliau perintahkan Bilal untuk adzan, kemudian iqamah lalu shalat dzuhur, kemudian iqamah lagi lalu shalat asar, kemudian iqamah lagi lalu shalat maghrib, kemudian iqamah lagi lalu shalat isya. (HR. Ahmad 3555, Nasai 669 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)

Kesimpulan Untuk Waktu Pelaksanaanya :

Untuk waktu melaksanakannya bisa dilaksanakan berrurutan bisa juga tidak yang terpenting antara satu solat yang digabungkan tidak diperkenankan melaksanakan hal - hal yang lainnya kecuali langsung melaksanakan solat kembali yang di jamak.

Demikia yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Sumber :
https://konsultasisyariah.com/31355-jamak-takhir-mana-shalat-yang-didahulukan.html

Posting Komentar untuk "Sholat Jamak Takhir dan Urutan Mengerjakannya"